Program Presisi Di SMA Angkasa,Kepsek Sebut Meningkatkan Mutu Pendidikan

by -10 views

AMBON,N25NEWS.id-Pihak SMA Angkasa Pattimura Ambon,sangat bangga.Pasalnya,SMA Angkasa merupakan salah satu sekolah di Ambon yang ditunjuk Kemendikbud ristek untuk melaksanakan program presisi tahun 2023.

Hal itu dikatakan Kepala Sekolah SMA Angkasa Pattimura Ambon,Dra.Ny.H.M.Lewerissa,kepada N25NEWS,ketika ditemui di ruang kerjanya,Jumat (31/8/2023).

Lebih lanjut,Ny.H.M.Lewerissa menyebut,selain bangga sudah ditunjuk melaksanakan program presisi,dirinya mengakui program presisi merupakan program yang baru dan memiliki keunggulan tersendiri.Dimana,presisi dapat dikembangkan dengan memperkuat kreasi siswa melalui seni dan budaya yang ada di sekitar sekolah, maupun lingkungan siswa-siswi itu sendiri,sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

“Kita tau program presisi dilakukan dengan metode pembelajaran kontekstual berbasis seni-budaya,yang mana mengajak siswa untuk mengembangkan ide-ide mereka dari hasil pengamatan dan melaksanakan observasi dilingkungan sekitar,”kata Ny.H.M.Lewerissa.

Dijelaskannya lagi,ada banyak program di SMA Angkasa dan sudah di laksanakan,namun program presisi menjadi prioritas.Dimana,presisi dikolaborasikan dengan kurikulum Merdeka yang didalamnya ada P5,sehingga terjadi sinergitas antara program presisi dengan program kurikulum Merdeka (P5).

Olehnya,dirinya harapkan ada perhatian khusus dari pemerintah terkait semua program-program yang sudah sekolah ini lakukan.

“Jadi kami harap kedepannya ada output dari pada sekolah ini,kita mendapatkan generasi-generasi yang bermutu bagi bangsa dan negara,”ujarnya.

Dikesempatan yang sama,Ibe Karyanto yang adalah Tim Perumus Presisi mengatakan, program presisi sudah memasuki tahun ketiga dan setiap tahun cenderung program presisi ini berganti pilihan sekolah dan ada 6 sekolah,salah satunya SMA Angkasa Pattimura Ambon.

Dikatakannya, untuk pilihan sekolah pihaknya percayakan pada rekomendasi Tim fasilitator lokal (Ambon),dimana tim fasilitator lokal ini punya pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam memilih sekolah atau pertimbangannya sekolah-sekolah diluar pusat kota yang jarang diperhatikan.

“Dan khusus untuk SMA Angkasa kami sudah melakukan supervisi,yang mana hadir pula kepala sekolah, guru-guru dan siswa pelaku projek presisi,”ujarnya.

Selain itu,kata Ibe Karyanto,sebenarnya program presisi ini menarik beberapa ide karya siswa,tetapi yang digali dalam kesempatan supervisi ini bukan ide karyanya apa,tetapi pihak Tim fasilitator ingin supaya siswa itu belajar,bisa mengetahui ada apa dibalik ide karya itu.Jadi dia benar-benar tau suatu masalah yang sedang dihadapi,karena ide karya di dalam presisi itu adalah sebuah karya atau bentuk penyelesaian masalah.

“Dan cukup banyak yang kami sudah berbincang dengan siswa-siswi dan saya pribadi berpesan pada para supaya lebih menguatkan refleksi, observasi,riset supaya mereka dapat banyak dari pengalamannya sendiri.

Oleh karena itu,dari program presisi di SMA Angkasa ini sebenarnya sama,dengan sekolah-sekolah lain yang pertama-tama itu bahwa sekolah ini akan menjadi satu ekosistem yang perlahan-lahan berubah menjadi ekosistem pendidikan yang benar-benar dia kontekstual dengan keadaan lingkungannya.

Ekosistem yang benar-benar menghormati siswa sebagai subjek pembelajar.Karena kalau ekosistem SMA Angkasa ini benar-benar menempatkan siswa sebagai itu,berarti SMA Angkasa ini juga merupakan sekolah yang ramah anak,secara kongkrit,tidak perlu slogan,tapi jelas dia sudah menerapkan sekolah yang menghormati hak-hak anak.

“Jadi Kami harapa SMA Angkasa bisa menjadi sebuah ekosistem Pendidikan yang kontekstual yang berpusat pada anak,”paparnya.

Sementara itu,Vilkia Sabandar,S.Pd yang merupakan Guru Pendamping Presisi SMA Angkasa Pattimura Ambon mengatakan,dalam proses pendampingan yang pihaknya laksanakan selama ini,dimulai dengan pengumpulan observasi dari siswa dan pengumpulan ide-ide karya.

“Jadi yang kami lakukan dalam proses ini adalah ide-ide yang muncul dari siswa,didapatkan dari mana mereka melihat kondisi di sekitar lingkungannya,apa yang menjadi hal yang memprihatinkan mereka yang sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat lagi dari pada dibiarkan tidak bermanfaat,”jelasnya.

Salah satu contoh ide karya yang diambil dalam presisi ini terlihat dari lingkungan sekitar yang banyak siswanya tinggal di pesisir pantai,maka ide karya yang diambil oleh siswa,salah satunya bagaimana mengolah sampah-sampah plastik di pesisir pantai itu untuk dapat dimanfaatkan kembali,selain dari pada solusi yang diambil yaitu di kumpulkan dan dibakar.

Jadi selama pendampingan ide-ide itu kita gali terus bagaimana siswa bisa mengembangkan dan memanfaatkan keprihatinan mereka itu menjadi sesuatu yang lebih baik,atau menghasilkan suatu produk yang bisa dimanfaatkan,bukan hanya untuk mereka dalam pribadi dalam keluarga tetapi bisa dimanfaatkan untuk masyarakat,”ucapnya.

Ditambahkannya lagi,memang mungkin karena program presisi ini baru,anggapan mereka yang awalnya masih canggung ketika didampingi terus,diberikan pemahaman-pemahaman terkait program presisi ini seperti apa,maka munculah ide-ide mereka dan keprihatinan mereka terhadap lingkungan sekitar.

“Untuk itu,bagi saya program presisi ini sangat bermanfaat,selain pelajaran di dalam kelas,pemanfaatan lingkungan sekitar itu dilihat lebih menarik siswa untuk giat lagi belajar memanfaatkan keadaan disekitar lingkungan ini untuk menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat,bukan hanya untuk mereka tetapi untuk lingkungan mereka,”tandasnya.

Dirinya berharap kedepannya program ini berlanjut terus-menerus,bisa dari sisi awal ini dalam pendanaannya mungkin dilakukan oleh pemerintah bisa berkelanjutan,sehingga program ini tidak hanya berputus dalam satu tahun ini,tapi banyak ide yang bisa digali lagi dan lebih banyak manfaat yang bisa dapatkan.

“Dan mungkin untuk dinas pendidikan juga bukan hanya melihat ini sebagai program dari pusat tetapi menjadi salah satu program dari dinas pendidikan provinsi khususnya untuk bisa di jalankan bukan hanya sekolah-sekolah terpilih,tapi menjadi suatu program sekolah dalam provinsi untuk dapat dijalankan,”pungkasnya.(**)